Sesungguhnya ilmu adalah pemimpin amal
perbuatan dan panglimanya, sedang amal perbuatan ialah pengikutnya dan anak
buahnya. Setiap amal perbuatan yang tidak berpedoman kepada ilmu dan tidak
mengikuti bimbingan ilmu, tidak berguna bagi pelakunya dan justru
membahayakannya seperti dikatakan salah seorang dari generasi salaf,
"Barangsiapa menyembah Allah tanpa ilmu, maka apa yang ia rusak lebih banyak
dari apa yang ia perbaiki."
Diterima tidaknya amal perbuatan itu sangat
tergantung kepada sesuai tidaknya amal perbuatan tersebut dengan ilmu. Jika amal
perbuatan sesuai dengan ilmu, ia terima, dan jika bertentangan dengannya, maka
tertolak.
Jadi ilmu adalah barometer dan standar utama.
Allah Ta'ala berfirman,
"Yang menjadikan kematian dan kehidupan,
supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan
Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Al-Mulk:
2).
Al-Fudhail bin Iyadh berkata, "Maksud ayat
diatas ialah supaya Allah menguji kalian siapa di antara kalian yang paling
ikhlas amal perbuatannya dan paling benar. "Orang-orang bertanya, "Wahai Abu
Ali, amal perbuatan apa yang paling ikhlas dan paling benar?" Al-Fudhail bin
Iyadh berkata, "Jika amal perbuatan itu ikhlas, namun tidak benar, maka tidak
diterima. Jika amal perbuatan tersebut benar, namun tidak ikhlas, ia juga tidak
diterima hingga ia ikhlas dan benar. Ikhlas, hendaknya karena Allah dan benar
hendaknya sesuai dengan Sunnah."
Allah Ta'ala
berfirman,
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia
mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al-Kahfi: 110).
Itulah amal perbuatan yang diterima Allah dan
Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dengan persyaratan harus sesuai
dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
dan dimaksudkan untuk mencari keridhaan
Allah.
Orang tidak mungkin mengerjakan suatu amal
perbuatan yang menghimpun kedua syarat tersebut kecuali dengan ilmu. Jika ia
tidak mengetahui apa yang dibawa Rasul, tidak mungkin ia bisa berjalan menuju
Allah. Jika ia tidak kenal Tuhannya tidak mungkin ia bisa memaksudkan amal
perbuatannya karena Allah semata. Tanpa ilmu, amal perbuatannya tidak mungkin
diterima Allah. Jadi ilmu adalah penunjuk jalan kepada ikhlas, dan penunjuk
jalan kepada mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam.
Allah Ta'ala
berfirman,
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban)
dari orang-orang yang bertakwa." (Al-Maidah:
27).
Penafsiran paling tepat tentang ayat di atas,
ialah sesungguhnya Allah hanya menerima orang yang bertakwa dengan amal
perbuatannya. Ketakwaannya di dalam alam perbuatannya ialah hendaknya
memaksudkan karena-Nya dan sesuai dengan perintah-Nya. Dan hal tersebut tidak
mungkin terjadi kecuali dengan ilmu.
Jika itu posisi dan kedudukan ilmu, dari sini
bisa diketahui bahwa ilmu adalah sesuatu yang paling mulia, paling agung, dan
paling utama, wallahu a'lam.
Download:
Download:
http://s000.tinyupload.com/?file_id=82213507735433558710 untuk format chm
http://s000.tinyupload.com/?file_id=67771389845849266665 untuk format pdf
http://s000.tinyupload.com/?file_id=67771389845849266665 untuk format pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar