Minggu, 05 April 2015

Ilmu adalah Pemimpin Amal Perbuatan

Bismillah walhamdulillah,

      Sesungguhnya ilmu adalah pemimpin amal perbuatan dan panglimanya, sedang amal perbuatan ialah pengikutnya dan anak buahnya. Setiap amal perbuatan yang tidak berpedoman kepada ilmu dan tidak mengikuti bimbingan ilmu, tidak berguna bagi pelakunya dan justru membahayakannya seperti dikatakan salah seorang dari generasi salaf, "Barangsiapa menyembah Allah tanpa ilmu, maka apa yang ia rusak lebih banyak dari apa yang ia perbaiki."
     Diterima tidaknya amal perbuatan itu sangat tergantung kepada sesuai tidaknya amal perbuatan tersebut dengan ilmu. Jika amal perbuatan sesuai dengan ilmu, ia terima, dan jika bertentangan dengannya, maka tertolak.

Jadi ilmu adalah barometer dan standar utama. Allah Ta'ala berfirman,

"Yang menjadikan kematian dan kehidupan, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Al-Mulk: 2).

     Al-Fudhail bin Iyadh berkata, "Maksud ayat diatas ialah supaya Allah menguji kalian siapa di antara kalian yang paling ikhlas amal perbuatannya dan paling benar. "Orang-orang bertanya, "Wahai Abu Ali, amal perbuatan apa yang paling ikhlas dan paling benar?" Al-Fudhail bin Iyadh berkata, "Jika amal perbuatan itu ikhlas, namun tidak benar, maka tidak diterima. Jika amal perbuatan tersebut benar, namun tidak ikhlas, ia juga tidak diterima hingga ia ikhlas dan benar. Ikhlas, hendaknya karena Allah dan benar hendaknya sesuai dengan Sunnah."

Allah Ta'ala berfirman,

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al-Kahfi: 110).

     Itulah amal perbuatan yang diterima Allah dan Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dengan persyaratan harus sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan dimaksudkan untuk mencari keridhaan Allah.

      Orang tidak mungkin mengerjakan suatu amal perbuatan yang menghimpun kedua syarat tersebut kecuali dengan ilmu. Jika ia tidak mengetahui apa yang dibawa Rasul, tidak mungkin ia bisa berjalan menuju Allah. Jika ia tidak kenal Tuhannya tidak mungkin ia bisa memaksudkan amal perbuatannya karena Allah semata. Tanpa ilmu, amal perbuatannya tidak mungkin diterima Allah. Jadi ilmu adalah penunjuk jalan kepada ikhlas, dan penunjuk jalan kepada mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Allah Ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (Al-Maidah: 27).

       Penafsiran paling tepat tentang ayat di atas, ialah sesungguhnya Allah hanya menerima orang yang bertakwa dengan amal perbuatannya. Ketakwaannya di dalam alam perbuatannya ialah hendaknya memaksudkan karena-Nya dan sesuai dengan perintah-Nya. Dan hal tersebut tidak mungkin terjadi kecuali dengan ilmu.

       Jika itu posisi dan kedudukan ilmu, dari sini bisa diketahui bahwa ilmu adalah sesuatu yang paling mulia, paling agung, dan paling utama, wallahu a'lam.

Download:
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar