Rabu, 01 April 2015

Hikmah Jarangnya Emas dan Perak

Bismillah walhamdulillah,

       Sekarang perhatikan hikmah Allah SWT ketika menjadikan dua logam mulia ini (emas dan perak) jarang! Lihatlah betapa manusia terbaik di dunia tidak berdaya membuat dan meniru ciptaan Allah SWT itu meski mereka begitu ingin dan telah mengeluarkan segala daya upaya. Manusia hanya berhasil membuat imitasinya.

       Andai mereka dapat membuat seperti ciptaan Allah SWT itu, tentu dunia akan rusak. Pasalnya, emas dan perak berlimpah di tengah manusia sampai nilainya sama dengan pelepah kurma dan tembikar. Kalau sudah begitu, fungsi emas dan perak akan lenyap. Jumlah emas dan perak yang terlalu banyak adalah sebab hilangnya fungsi itu, karena keduanya tidak lagi punya nilai, tidak lagi menjadi ukuran nilai harta kekayaan, harga dalam mu'amalat, dan sebagai gaji tentara. 

       Kalau sudah demikian, tentu tak ada orang yang jadi buruh; sebab semua memiliki emas dan perak. Jadi, kalau Allah SWT menjadikan kaya semua makhluk-Nya, tentu Dia akan memiskinkan mereka semua.

        Maha Suci Allah yang telah menjadikan jarangnya emas dan perak itu sebagai sebab teraturnya alam. Tapi, Allah tidak membuatnya sejarangjy yaqut (jenis permata) merah yang tidak dapat dijangkau sehingga maslahatnya hilang total. Allah menaruh emas dan perak di alam sebanyak kadar yang sesuai dengan hikmah dan maslahat hamba-hamba-Nya.

       Saya pernah membaca tulisan tangan al-Fadhil Jibril bin Ruh al-Ambary, "Seseorang yang menggeluti pekerjaan pertambangan memberitahuku bahwa dia dan teman-temannya pergi jauh mencari tambang sampai ke pegunungan. Mereka tiba di suatu tempat, dan di sana terdapat gundukan perak seperti gunung-gunung. Akan tetapi, di hadapan mereka menghadang sebuah lembah cadas yang dialiri air yang deras. Mereka tidak tahu bagaimana cara menyeberanginya. Akhirnya, mereka mencari dan membuat alat untuk menyeberang. Ketika telah siap, mereka kembali dan mencari-cari jalan ke arah sungai tadi. Tapi, mereka tidak menemukan bekas sama sekali. Mereka pun tidak tahu harus mencari ke mana. Akhirnya, mereka kembali dengan putus asa."

        Ini salah satu bukti bahwa ilmu membuat emas adalah omong kosong. Berdasarkan penelitian, ilmu ini tidak lebih dari sekedar pemolesan warna terhadap logam. Kami telah menerangkan tidak benarnya ilmu ini dari empat puluh segi dalam sebuah buku tersendiri.

        Yang ingin kami jelaskan di sini adalah bahwa hikmah Allah SWT menjadikan kedua logam mulia ini lebih jarang dibanding besi, perunggu, timah, dan sebagainya adalah demi maslahat manusia. Bayangkan saja, kalau ada barang buatan manusia yang unik dan disenangi orang, tentu harganya tinggi selama jumlahnya sedikit. Apabila telah tersebar dalam jumlah banyak, dan kalangan khusus maupun awam dapat mendapatkannya, tentu harganya jatuh—mereka tak akan begitu menginginkannya lagi. Dari sini timbul pepatah Arab, "Nilai sesuatu tinggi kalau jumlahnya sedikit."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar