Senin, 02 Maret 2015

Ilmu Dan Kemauan Serta Perannya Dalam Mencapai Kebahagiaan

Bismillah walhamdulillah,

    Hikmah dan rahmat Allah SWT menghendaki untuk mengeluarkan Adam a.s. dan keturunannya dari surga. Setelah itu Allah SWT memberi mereka sesuatu yang lebih baik dan lebih mulia yaitu janji-Nya, yang menjadi sebab dan jalan terang yang mengantarkan mereka kepada Tuhan. Maka, orang yang berpegang teguh kepada janji tersebut pasti ia akan beruntung. Sedangkan, orang yang berpaling darinya pasti menderita dan mengalami kesusahan.

   Perjanjian, jalan lurus, dan berita agung ini tidak dapat direalisasikan kecuali dengan ilmu dan kemauan. Maka, kemauan di sini merupakan pintu dan ilmu merupakan anak kuncinya. Kesempurnaan setiap orang tergantung kepada dua hal tersebut, yaitu kemauan yang mengangkat derajatnya dan ilmu yang menerangi jalannya. Derajat kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba berbeda-berbeda berdasarkan kedua hal tersebut atau salah satunya.

   Bisa jadi seseorang tidak mempunyai pengetahuan tentang kebahagiaan sehingga dia tidak mencarinya, atau mengetahuinya tetapi tidak memiliki keinginan untuk mendapatkannya. Sehingga dia tetap terpenjara dalam kehinaan dan hatinya tidak dapat mencapai kesempurnaan yang diciptakan untuknya. Sungguh dirinya ibarat binatang gembala yang lebih suka dengan kesenangan yang semu dan bermalas-malasan.

   Alangkah jauh dirinya dengan mereka yang menyingsingkan lengan baju mencari ilmu dengan penuh dan semangat, konsisten, dan teguh. Sehingga mereka pun diberkati dalam usahanya tersebut. Kerinduan mereka hanya untuk Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak sudi menerima teman kecuali para ibnu sabil yang sama-sama berjuang bersamanya.

   Jika kemuliaan kemauan tergantung pada kemuliaan sesuatu yang dicari, dan kemuliaan ilmu tergantung pada kemuliaan sesuatu yang diketahui dengan ilmu itu, maka puncak kebahagiaan seorang hamba adalah ketika keinginannya menuju pada sesuatu yang tidak binasa, tidak sirna, dan abadi; yaitu Tuhan Yang Maha Hidup. Tidak ada jalan baginya untuk mencapai tujuan yang sangat agung ini kecuali dengan ilmu yang diperoleh dari hamba, Rasul dan kekasih-Nya, yang menyeru dan menunjukkan serta menjadi perantara antara Dia dan manusia.

   Beliaulah yang dengan izin Allah SWT mengajak manusia menuju ke surga, tempat keselamatan. Allah SWT enggan membukakannya kepada siapa pun kecuali melalui dirinya atau tidak menerima satu amalan pun kecuali sesuai dengan tuntunan dan petunjuknya. Maka, semua jalan tertutup kecuali jalan Nabi Muhammad saw.

   Semua hati terpenjara dan tertahan kecuali hati mereka yang mengikuti beliau dan tunduk kepada Allah SWT.





    Maka, selayaknya bagi seseorang yang penuh keridhaan untuk berjuang dengan disertai hati yang selalu mengingat Allah SWT untuk menjadikan kedua hal ini -ilmu dan kemauan— sebagai garis edar perkataan dan perbuatannya. Juga hendaknya ia menjadikan keduanya sebagai sasaran dalam segala aktivitas kehidupannya. 


Wallahu a'lam,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar